Selasa, 03 November 2015

DUL ABDUL RAHMAN, "SAYA LEBIH BERBAKAT JADI TUKANG KEBUN."



DUL ABDUL RAHMAN, “SAYA LEBIH BERBAKAT JADI TUKANG KEBUN.”

(Wawancara Darwis dengan Dul Abdul Rahman, skripsinya berjudul: ANALISIS NILAI-NILAI EKOLOGI DALAM NOVEL POHON-POHON RINDU KARYA DUL ABDUL RAHMAN)


1. Apakah Kak Dul memang menyukai satra?

Ehm, sepertinya tak sebatas menyukai, tapi lebih dari itu, bahkan sastra adalah “golongan darah” saya, hehehe.

2. Sejauhmana Kak Dul menyumbangkan sastra yang berorientasi budaya ? Jika suatu saat karyanya yang bervisi budaya tersebut ternyata tidak sukses di pasar, apakah anda akan beralih orientasi yang sesuai selera pasar?

Saat ini sudah ada 9 judul novel saya berorientasi budaya terbit secara nasional. Ehm, sepertinya memang genre budaya tak begitu sukses di pasar, tapi budaya adalah passion saya. So, saya akan tetap fokus dan bertahan pada ciri khas kepenulisan saya, meski tak begitu disukai pasar.

3. Berapa lama proses penggarapan novel Pohon-pohon Rindu ?

Kalau penggarapannya hanya sekira sebulan, tapi sebenarnya isinya sudah mengendap di kepala selama bertahun-tahun.

4. Apa yang melatarbelakangi penulisan novel Pohon-pohon Rindu ?

Ehm! Apa ya? Pokoknya saya ingin  menulis saja.

5. Bisa dibuat latar belakangnya lebih spesifik?

Mmm, okey, mungkin, saya ingin mengangkat perjuangan seorang pemuda dengan latar belakang budaya Bugis.

6. Apakah dari salah satu tokoh dalam novel Pohon-pohon Rindu merupakan pengalaman Kak Dul sendiri ataukah hanya tokoh rekayasa?

Tokoh Beddu Kamase mirip saya, tapi saya tidak mirip dengan Beddu Kamase.

7. Maksudnya?

Maksud saya, sebagian fragmen Beddu Kamase melakonkan fragmen hidup saya, hehehe.

8. Novel Pohon-pohon Rindu sangat menyentuh, apakah ini mewakili kisah pribadi Kak Dul?

Wah, ini mirip pertanyaan tadi tentang latar belakang, tapi memang ‘Beddu Kamase’ adalah nama Bugis dari nama Arab ‘Abdul Rahman’, hehehe.

9. Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan dalam novel Pohon-pohon Rindu?

Seseorang harus tetap tumbuh dan sukses dengan identitas budayanya sendiri. Plus harus menjaga lingkungan, terus harus setia, jujur, dan yang baik-baik lah.

10. Pernahkah Kak Dul mendapat kritik pedas dari pembaca soal isi novel Pohon-pohon Rindu?

Kalau kritik pedas ya ada, tapi hanya sekedar kritik sentimental, misalnya mengapa saya mematikan tokoh Andi Masniar. Padahal, saya punya alasan tersendiri. Bukankah dengan meninggalnya Andi Masniar membuat Beddu Kamase semakin merindukan perempuan itu? Dan bukankah sebenarnya Andi Masniar itu identik dengan hutan? So, Beddu Kamase akan semakin mencintai hutan. Hehehe, ini hanya perspektif saya, setiap pembaca dihalalkan membuat perpspektif sendiri.

11. Apa filosofi Kak Dul dalam menjani hidup ?

Resopa natemmangingi namalomo naletei pammase dewatae (Hanyalah kerja keras, ulet, dan ikhlas akan mendapat ridha dari Allah SWT)

12. Apa obsesi Kak Dul kedepan?

Ingin terus bertahan menulis local wisdom Bugis-Makassar.

13. Hingga saat ini sudah berapa novel yang Kak Dul tulis, selain menulis novel apalagi yang anda tulis, dan apa kegiatan yang anda lakukan selain menulis?

9 buah novel berkarakter budaya bugis-makassar. Rata-rata sudah mendapat apresiasi dari mahasiswa UI, UGM, dll. Jadi bahan penelitian skripsi, tesis, dan disertasi. Khusus novel Daun-Daun Rindu (bersetting Malaysia) juga dijadikan bahan kajian karya ilmiah mahasiswa di Malaysia. Selain menulis, mengajar, juga berkebun.

14. Apa aktifitas Kak Dul saat ini ?

Ya, Menulis, mengajar, dan bertani/berkebun.

15. Profesi apa yang paling dinikmati?

Ehm, kayaknya saya lebih berbakat berkebun. Mungkin bawaan dari kecil saja.

16. Siapa saja orang yang sangat berperan dalam kehidupan Kak Dul, hingga bisa menjadi seperti sekarang ini?

Ada empat orang yang sangat berjasa: 1. Ibu 2. Ibu, 3.Ibu, 4. Ayah

17. Bagaimana Kak Dul membagi waktu dengan kelurga karena kesibukan yang amat sangat itu?

Biasanya saya menulis di malam hari. So, waktu untuk yang lain tidak terganggu.

18. Bagaimana pendapat Kak Dul tentang minat baca Bangsa Indonesia ?

Yang jelasnya kalau dibandingkan dengan Malaysia (yang sering saya kunjungi), Indonesia agak rendahlah. Tapi kualitas SDM kita sebenarnya bagus kok. Emang kesannya orang Indonesia itu agak ‘malas’, tapi sebenarnya tidak. Cuman gambaran orang-orang malas dan wong cilik saja yang selalu terpotret. Nontonlah berita di teve-teve kita, beritanya umumnya tidak berkualitas, umpanya soal mudik, pembagian zakat, orang-orang yang tak tahu antri.


Beberapa karya sastra Dul Abdul Rahman:
  1. Lebaran Kali ini Hujan Turun (Kumpulan Cerpen, Nala Makassar, 2006)
  2. Pohon-Pohon Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2009)
  3. Daun-Daun Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2010)
  4. Perempuan Poppo (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
  5. Sabda Laut (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
  6. Sarifah (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2011)
  7. La Galigo, Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi (Novel Klasik, DIVA Press Jogyakarta, 2012)
  8. La Galigo 2, Gemuruh Batin Sang Penguasa Laut (Novel Klasik, DIVA Press Jogjakarta, 2012).
  9. Insyaallah, Aku Bisa Sekolah (Novel, DIVA Press Jogjakarta, 2015)
  10. Terbunuhnya Sang Nabi (Novel, Kakilangit Jakarta, 2015)

Karya-karyanya banyak dijadikan bahan penelitian oleh mahasiswa untuk meraih gelar sarjana bahkan pascasarjana, diantaranya:

  1. Kadar Realisme Magis dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2014. Burhan Kadir, Program S2 Studi Ilmu Sastra, FIB Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).

  1. Nilai-nilai Religius dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015. Khomsatun, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Malang).

  1. Nilai Genonik dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman: Pendekatan Semiotik. (Skripsi 2010, Hufrawati, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM Makassar)

  1. Mimpi dan Fantasi dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra bagi Siswa SMA. (Skripsi 2011, Esi Susi Pratiwi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang)

  1. Aspek Psikologi dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Implementasi Pembelajarannya di Kelas XII SMK Negeri 1 Jepara. (Skripsi 2011, Rohmad Widodo. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang.

  1. Studi Alur Cerita Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dengan Pendekatan Stuktural (Skripsi 2011, Nairawati, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Yapim Maros)

  1. Permasalahan Agraria dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman: Tinjauan Sosiologi Sastra (Skripsi 2012, Riani Eka Saputri, Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Jawa Timur)

  1. Gaya Bahasa Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012, Erti Erriyawati, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh, Surabaya.

  1. Analisis Tokoh Sawerigading dalam Novel La Galigo karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Karakter). (Skripsi 2012. Ridwan Mansyur, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Nilai Sipakatau dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2011. Suhena, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Tokoh Wanita dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Mardiana, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Sipakatau dalam novel Sabda Laut karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Andi Paramata, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  FKIP Unismuh Makassar).

  1. Nasionalisme dalam Novel Daun-daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Hasil Penelitian 2013, Uci Novita Sari, Hasnul Fikri, Syofiani, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Bung Hatta Padang.

  1. Analisis Nilai-nilai Ekologi dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik Goldman). (Skripsi 2014, Darwis, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

Alamat email dulabdul@gmail.com Penulis bisa juga ditemui di blog pribadinya www.darsastra.blogspot.com. Facebook Page: dul abdul rahman (pengarang). Twitter: @dulabdulrahman